Penjelasan COO PK Entertainment Terkait Insiden Konser Coldplay di Jakarta
(Co-Founder dan COO PK Entertainment, Harry Sudarma, memberikan penjelasan terkait kekacauan yang terjadi dalam konser Coldplay di Jakarta/Foto:Antara) |
The Jakarta
Pride - Co-Founder dan COO PK Entertainment, Harry Sudarma, memberikan
penjelasan terkait kekacauan yang terjadi dalam konser Coldplay di Stadion
Utama Gelora Bung Karno Jakarta pada Rabu (15/11).
Menurut
Harry, masalah utama bermula dari pembelian tiket melalui calo yang marak
dilakukan oleh penonton. Praktik tersebut menyebabkan beberapa tiket menjadi
terduplikasi karena dipegang oleh lebih dari satu orang.
"Masalah
terkait calo atau secondary ticketing memang menjadi salah satu tantangan
terbesar di hari konser," ujar Harry dalam kanal YouTube Kemenparekraf
pada Senin (20/11).
Harry
menjelaskan bahwa ribuan orang berusaha masuk, tetapi tiket mereka terdeteksi
duplikasi, menyebabkan ketidaknyamanan dan penumpukan di pintu masuk. Pihak
promotor melakukan evaluasi di tengah acara dan memutuskan untuk mempercepat
proses penonton masuk stadion.
Proses
tersebut hanya melibatkan pengecekan visual, yang kemudian memungkinkan pemilik
tiket calo juga dapat masuk. Situasi semakin memburuk, memicu penumpukan orang
dan kekerasan fisik, sehingga promotor akhirnya menutup pintu masuk sekitar
setengah jam sejak awal penampilan Coldplay.
Harry
menegaskan bahwa pihaknya telah menerima berbagai penjelasan dan keluhan dari
penonton yang merasa dirugikan. Promotor juga melakukan investigasi lebih
lanjut terkait keluhan tersebut dan mengklaim bahwa protes dan keluhan telah
diselesaikan.
"Orang-orang
tersebut sudah memberikan email kepada kami, memberikan kronologi dan
detail-detailnya. Kami sudah melakukan investigasi dan menyelesaikan
langkah-langkah bersama dengan masing-masing dari mereka," ungkap Harry.
Meskipun
penampilan Coldplay berhasil menghibur puluhan ribu penggemar, konser tersebut
tetap menyisakan sejumlah masalah, termasuk kesulitan masuk venue, pintu masuk
yang rusak di tengah pertunjukan, penipuan tiket, dan kendala aksesibilitas
bagi pengguna kursi roda. Konser ini mendapat kritik dari berbagai pihak,
termasuk masyarakat dan akademisi.
Post a Comment